Fungsi :
- Menghambat arus listrik
- Pembagi tegangan
- Pengatur volume (potensiometer)
- Pengatur kecepatan motor (rheostat)
- Dll tergantung disain komponen
Resistor adalah salah satu komponen dasar elektronika. Hampir bisa dipastikan, semua rangkaian elektro, pasti memiliki resistor sebagai salah satu elemennnya. Resistor sesuai namanya, penghambat, berfungsi untuk menghambat arus listrik yang mengalir pada sebuah rangkaian. Arus listrik yang mengalir dapat diatur sesuai dengan hukum ohm :
V (volt) = I (ampere) . R (ohm)
Dalam tegangan konstan, semakin besar nilai hambatan, maka semakin kecil arus yang mengalir, dan sebaliknya.
Jenis-jenis Resistor
Dilihat dari fungsinya, resistor dapat dibagi menjadi :
- Resistor Tetap (Fixed Resistor) – nilai hambatan konstan
Biasanya dibuat dari nikelin atau karbon. Berfungsi sebagai pembagi tegangan, mengatur atau membatasi arus pada suatu rangkaian serta memperbesar dan memperkecil tegangan.
Ada juga resistor yang dibuat khusus : resistor untuk teg tinggi (misalnya dalam TV) terbuat dari selaput karbon dalam kapsul vakum; resistor megaohm-tinggi (mencapai 106 Mohm), terbuat dari gelas semikonduktor, digunakan untuk FET, detector radiasi, electrometer; resistor DIL (Dual in Line).
- Resistor Tidak Tetap (variable resistor) – nilai hambatan dapat diubah
Berfungsi sebagai pengatur volume (mengatur besar kecilnya arus), tone control pada sound system, pengatur tinggi rendahnya nada (bass/treble) serta berfungsi sebagai pembagi tegangan arus dan tegangan. Misalnya : potensiometer, trimpot (trimmer potensiometer), rheostat, multiturn.
- Resistor NTC dan PTC.
NTC (Negative Temperature Coefficient) nilainya akan bertambah kecil bila terkena suhu panas.
PTC (Positive Temperature Coefficient) nilainya akan bertambah besar bila temperaturnya menjadi panas.
- LDR (Light Dependent Resistor)
yaitu jenis resistor yang berubah hambatannya karena pengaruh cahaya. Bila terkena cahaya gelap nilai tahanannya semakin besar, sedangkan bila terkena cahaya terang nilainya menjadi semakin kecil.
Dilihat dari bentuknya resistor memiliki bentuk yang beragam : standar, gulungan kawat (rheostat), seperti IC (DIL).
Sedangkan dilihat dari besarnya daya kerja yang digunakan, di pasaran terdapat beragam resistor yang memiliki daya yang berbeda. Dari 1/8, ¼, ½, 1, 2, 3, 5, 10, dan 20 watt. Yang memiliki disipasi daya 5, 10 dan 20 watt biasanya berbentuk kubik berwarna putih atau silinder.
Mengetahui Nilai Resistor
1. Pita/kode warna
Pada resistor karbon jenis ini, kode-kode warna yang berbentuk pita menunjukkan besaran hambatan. Masing-masing warna mewakili warna tertentu.
ita | Resistor 3 pita | Resistor 5 pita | Resistor 6 pita |
Warna 1 | nilai hambatan digit 1st | nilai hambatan digit 1st | nilai hambatan digit 1st |
Warna 2 | nilai hambatan digit 2nd | nilai hambatan digit 2nd | nilai hambatan digit 2nd |
Warna 3 | faktor pengali (x 10n) | nilai hambatan digit 3rd | nilai hambatan digit 3rd |
Warna 4 | % toleransi | faktor pengali (x 10n) | faktor pengali (x 10n) |
Warna 5 |
| % toleransi | % toleransi |
Warna 6 |
|
| Koefisien temperatur |
Contoh cara pembacaan :
Warna 2 à Kuning = 4
Warna 3 à Jingga = x1000
Warna 4 à Emas = 5%
Jadi, nilai resistansi resistor disamping = 24.000 Ohm = 24K
Rmaks = 24.000 + ( 5% x 24.000 )
Rmin = 24.000 – ( 5% x 24.000 )
2. AVO meter (Ampere – Voltage – Ohm meter)
Untuk AVOmeter analog (dengan skala besaran dan jarum penunjuk) dan AVOmeter digital, besarnya hambatan dapat langsung diketahui dari jarum/angka yang ditunjukkan. Jangan lupa untuk men-set faktor pengali sebelum mengukur. x1 ohm, x10 ohm, atau x1K ohm. Pertama kali kita mengukur, gunakan pengali terbesar (x1K ohm) dulu, bila pergeseran jarum terlalu sedkit atau angka terlalu besar, maka kecilkan faktor pengali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar